Thursday, November 29, 2007

NICE WORDS

"IKTIKAD BAIK SAJA TIDAK CUKUP,
PADA AKHIRNYA KITA DINILAI
DARI TINDAKAN-TINDAKAN KITA"


-anonim-

Wednesday, November 21, 2007

TADI PAGI...

Hehehehe sebenernyah, saya geli juga mau nulis ttg kejadian tadi pagi hehehe *ketawa dulu ahhh* habisnya, saya gak habis pikir juga kenapa bisa temen satu kantor saya *dilarang menyebut merk* itu terjatuh dari angkutan umum di pagi buta hehehe
Jadi ceritanya begini, ketika saya mau turun dari angkutan yang disebut masyarakat sekitar situh dengan BISON *upssss gile bener deh gedenyah* saya memang melihat Mbak itu sudah berdiri di pinggiran jalan (mungkin hendak menyeberang, begitu pikir saya) nah, dengan hebohnya, saya coleklah punggungnya, sambil nyengir kuda,

"Mbak, ngapain kok berdiri aja?"
Eh yang disapa cuman cengar cengir sambil bilang,

"Ken... (keknya siy udah mau nangis gituh) aku tadi jatuh..."
(Yang jelas, saya cuman mikir aja, kalo dia becanda siy) trus saya malah ketawa sambil tanya

"Masa siy Mbak?Kok bisa jatuh siy?" sambil menyentuhnya... Duh beneran gak siy, begitu pikir saya...

Heran dan geli juga setelah tahu, kalou Mbak itu baru saja terpelanting dari angkutan umum yang dengan seenaknya menurunkan dia (kayaknya siy si driver angkutan lagi buru-buru gituh) sampai keseleo..
Tapi, akhirnya dengan bantuan beberapa pihak *termasuk saya yg menemukannya pertama kali hehehehe* beliau dibawa ke tukang urut deket kantor dan tadi siang udah ngikik-ngikik ke ruangan saya :D, duh... besok udah mau atraksi apalagi niy Mbak???


Monday, November 19, 2007

HAPPY ANNIVERSARY FOR US!

perempuan yang berdoa (2)

rinduku menjelma doa
di tiap menghadapNYA
dan harapmu menjelma sayap
sanggup terbangkan rasa
sepenuh jiwa
:
cinta


(13112007)

gak berasa, udah setahun daku n Foens bersama...

Ya Allah, jagalah cinta ini sebagai wujud cinta padaMU saja...


Tuesday, November 13, 2007

KASIH SARAN DONK!

Bagaimana menghadapi orang/sekelompok orang di tempat kerja kita yang "berpura-pura" baik dan menyenangkan di depan kita, tetapi ternyata mereka samasekali tidak suka pada kita, tanpa kita tahu sebab yang pasti...????????

PS:
Asli, sebbbbeeeeel banget, pas kita tahu kalo orang yang selama ini menyenangkan di depan kita
justru menyimpan "dendam" tanpa sebab ama kita!!!!


Plisss, bantuin dunks:

Foens
Jeng Unai
Baim

JhaJha
boleh deh siapa aja yg mau kasih saran, sebelum saya memutuskan
untuk "menyerang" mereka hehehehe




PUISI DAN KEMATIAN



puisi dan kematian:

dalam keduanyalah, keterbatasan dirundung janji
dalam hal kematian, janji itu tentang kehidupan yang baka
dalam hal puisi, janji itu tentang sebuah makna

(GM, part 5, Tuhan & Hal-hal yang Tak Selesai)

Friday, November 09, 2007

DULU

  1. Kami adalah Yuly, Ken dan Chi, para kandidat peneliti di Puslit Kependudukan LIPI , upsssss, itu mah dulu kale, waktu saya masih di Jakarta. Sekarang, kami tidak lagi satu ruangan, jadi kami sudah tidak lagi bisa mendapati kesempatan-kesempatan buat bernarsis-narsisan ria. Yang ada nih, sekarang Ken ada di Kebun Raya Purwodadi LIPI di kawasan Jawa Timur. Sedih juga siy kalo inget gimana serunya satu ruangan bareng Yuly n Chi...

Hingga suatu hari, ketika saya pulang dari lapangan, Yuly "terpaksa" dipindah ke ruang sebelah, gara-gara *barangkali* ada yang merasa terganggu dengan keceriaan kami *keributan kami.red* sebab, selama ini, kami bertiga ini selalu nampak heboh dimana-mana, terutama ya diruangan kami. Mungkin bisa disebut sebagai "markas besar" hehehe. Foto ini diambil ketika masih pagi, kantor masih sepi, dan itu meja kerja saya, ada notebook, hp, minyak kayu putih, buku dan catatan, secangkir kopi tubruk, dan masih banyak lagi tuh barang yang gak ikut kefoto *yang moto aneh.red*



IBU DAN WISATA KULINER (HABIS DEH..)

Ini adalah edisi terakhir dari judul yang sama *udah capek nginget2nya siy* hehehe
DI TEMANGGUNG


Melintas kabupaten Temanggung, tepat saat adzan Maghrib berkumandang, maka kami pun segera berhenti di masjid besar (lupa namanya niy) dan melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Alhamdulillah, masih bisa sholat di masjid sebesar ini gumam saya. Dan segera kami benahi mukena untuk melanjutkan perjalanan, karena hari makin gelap. Tapi, baru saja kami hendak melangkah keluar, tiba-tiba rombongan wanita yang entah dari mana asalnya itu langsung menubruk kami dan mak brul (maksudnya berondongan gitu) lewat dengan santainya tanpa memberi kami kesempatan untuk lewat terlebih dahulu. Walhasil, kami pun ketawa geli karena ekspresi mereka yang ”sok tidak bersalah” karena telah menghalangi langkah kami. Bayangkan puluhan wanita seusia Ibu saya, dengan langkah pasti, brul-brul masuk ke masjid tanpa melihat ada orang di depannya, langsung mengambil posisi ”maju terus pantang mundur” dan siap tempur menjadikan suasana gemuruh senja itu. Saya dan adik saya serta Ibu cuma bisa bengong sambil larak lirik mencari jalan keluar.
Bukan cuma itu saja yang terjadi, ternyata setelah kami berhasil keluar dari masjid, kehebohan lain masih kami temui. Kali ini terjadi kekacauan saat kami hendak memakai sandal, karena fyuhhhhhhhhhh, susah amat ya buat meraih sandal gara-gara masih banyak rombongan wanita-wanita itu yang ngantri buat masuk ke tempat wudhlu dan posisi mereka benar-benar menghalangi letak sandal-sandal kami. Yang ada, kami juga berusaha menerobos kerumunan mereka sambil jongkok keukeuh mencari-cari di sela-sela kaki hihihihihi geli lho, melihat kelakuan gak jelas mereka dan kami waktu itu, sama-sama ngotot tapi gak tahu ngototin apa.
Akhirnya, adik saya berhasil menemukan sepasang sandal hitamnya, tak lama kemudian Ibu pun tersenyum lega sambil membawa sepasang sandal coklatnya. Nah, giliran saya nih... Duh, kenapa dari tadi saya belum melihat sepasang sandal pinjaman saya itu. Hmmmmmm tiba-tiba adik saya memanggil dan mengayunkan sandal saya yang cuman sebelah. Upssssssss, untung ketangkap, kalo nggak, pasti ada korban hehehe, lama juga mencari yang sebelah, akhirnya, giliran Ibu yang menenteng sandal saya. Huhhhhhhh, kami segera bergegas menuju mobil sambil terus ngedumel. Yuk, cabut!

Setelah Temanggung, kemudian Wonosobo. Hmmmmmmm ini kampung halaman suami saya, tapi karena di rumahnya sepi, kami memutuskan nggak mampir. Baru beberapa menit memasuki kota Wonosobo, Ibu kembali mengungkapkan keinginannya hehehe,
”Mampir nang mie ongklok yo..., aku wis suwe pengen..” yang artinya
”Mampir ke mie ongklok ya...,saya sudah lama kepengen..”

Kenyang! Itulah kata yang tepat mewakili apa yang saya rasakan malam itu, tapi saya pun tetep nurut ketika suami menghentikan laju mobil di depan sebuah tempat makan (lagi). MIE ONGKLOK khas Wonosobo memang membuat Ibu penasaran, karena walau pun sudah berkali-kali melintas kota Wonosobo, Ibu sama sekali belum pernah merasakan mie yang biasanya disantap bersama sate sapi ini. Mie ongklok memang khas, karena tampilan dan rasanya berbeda dari mie yang ada di kota lain. Mie ongklok berkuah kental karena menggunakan tepung kanji, dan sangat pedas (pedas mrica.red). Warung yang kami singgahi sudah ramai pengunjung, karena menurut dugaan saya (ciehhh) hari itu adalah hari pertama warung itu buka setelah libur lebaran, sehingga ramai pengunjung penasaran seperti Ibu saya hehehe.
Oiya, ada rasa kecewa juga lho atas pelayanan di warung yang namanya Warung Mie Ongklok Hj *siapa ya* karena pelayan yang kurang cekatan membersihkan mangkok bekas makan, yang menyebabkan menumpuknya puluhan mangkok di meja.
Bayangkan, ketika tamu datang justru meja kotor yang menjadi pemandangan!
Tapi ya gimana lagi, namanya juga ramai, mungkin memang tenaga yang kurang, jadi kurang koordinasi (apa hubungannya ya?)

Setelah lama menunggu, tiga buah mangkok penuh mie ongklok dan tiga botol teh segera kami nikmati (saya berdua dengan adik makan satu mangkok.red) tak lupa tiga porsi sate sapi yang lezat dan nyammmmiii menemani.
Duhhhhhhhh, asli enyakkkk banget tuh satenya!

Setelah puas dengan mie ongklok, kami melanjutkan perjalanan menuju kota selanjutnya yaitu Banjarnegara.
Hmmmmmmmm enaknya tidur gak ya? Saya kembali memejamkan mata hihihi enak bobo ahhhhhhhhhhhh...

Jarak antara kota Wonosobo – Banjarnegara tidak begitu jauh. Sekitar satu jam kami kemudian, kami sudah masuk ke arah kota dan setelah berembug, kami memutuskan untuk istirahat sebentar di sebuah pompa bensin yang sedang naek daun. Pompa bensin HIU, begitu namanya, karena di lokasi pom, terdapat sebuah kolam yang berisi 5 ekor ikan hiu kecil berukuran 50 – 60 cm. Dan asyiknya lagi, pengunjung juga dapat menikmati kenyamanan sebuah kafe bernama TIESTO. Harga dan menu yang ditawarkan sangat beragam dan tergolong murah untuk ukuran kafe sebagus itu.
Penasaran??? Dateng aja ke Banjarnegara yak?!!!

Eh-eh, kami di situ juga makan lagi lho! Kali ini, giliran saya yang kecewa, karena cumi goreng tepung kesukaan saya sudah habis! Akhirnya, sepiring kentang goreng dan secangkir kopi Robusta pun jadi pilihan saya menikmati suasana malam itu (capekkkk aslinya hehehehe)
Ya sudah, kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Purbalingga.
Tamat aja deh..

Tuesday, November 06, 2007

NO TITTLE

"Seni percakapan sejati bukan hanya mengatakan hal yang tepat pada waktu yang tepat,tapi juga tidak mengatakan sesuatu yang salah pada saat yang menggoda"

- anonim

Thursday, November 01, 2007

IBU DAN WISATA KULINER (2)


YOGYAKARTA – PURBALINGGA

(via Magelang Wonosobo)

Nah, setelah berhasil berangkat (baca: maksa kudhu tepat waktu) dari Banguntapan, kami akhirnya melaju ke arah Magelang tepat setelah sebelumnya kami melaksanakan sholat Ashar. Padahal rencana sebelumnya, kami akan berangkat pagi atau siang. Eh ternyata molor jauh dari rencana awal. Tapi ya gimana lagi begitu tanya saya dalam hati hehehe, yang penting kami semua bisa selamat sampai tujuan.

Sepanjang jalan, saya cuman bobo manis, karena masih terlalu capek setelah perjalanan hari sebelumnya dari Yogyakarta menuju Wonosobo PP. Saya pasrah aja, yang penting nanti bisa sampai rumah Purbalingga utuh lahir batin hihihihihi

Setelah lumayan pules tertidur di perjalanan Yogyakarta – Magelang, akhirnya pencarian tempat makan dimulai, Ibu mulai melihat ke sana kemari, mencari yang namanya TAHU KUPAT. Deuuuhhhh, saya pun jadi ikut-ikutan jelalatan sambil tetep ngemil.

Akhirnya setelah jelalat sana jelalat sini, saya teriak kegirangan,

”Ibu, kuwi, tahu kupat sing rame!” atau artinya begini,

”Ibu, itu , tahu kupat yang ramai!”

Fyuhhhhh, saya lega sekali begitu Ibu mengiyakan sambil memberi isyarat pada suami saya untuk berhenti dan memarkir mobil.

TAHU KUPAT MAGELANG, begitu tulisan yang terpampang di sebuah papan gantung dekat pintu masuk sebuah warung sederhana. Setingan tempat yang masih bernuansa jadul ini tak menghalangi para pengunjung yang sore itu harus rela antri dan duduk berdesak-desakan (untung gak perlu pangku-pangkuan hehehe) demi mendapatkan sepiring dua piring tahu kupat khas Magelang. Setelah sekian menit menunggu, akhirnya tiga piring tahu kupat (saya makan sate ayam.red) dan tiga gelas teh hangat (adik saya minum air putih.red) pun siap kami nikmati. Hmmmmm saya yakin, pasti setiap orang akan berkomentar sama seperti Pak Bondan hehehe karena menurut Ibu saya, rasanya memang khas, mak nyusss gitu!

Cuman ya pedesnya itu yang nggak ketulungan alias pedes banget huahhh huaaahhh begitu kira-kira ekspresi yang cocok menggambarkan rasa pedasnya. Tapi rasa pedasnya masih aman kok, belum sampai ke tahap yang serius sampai menyebabkan diare hehehe...

Oiya, komposisi alias isi dari sepiring tahu kupat itu adalah sebagai berikut; tahu goreng kulit coklat yang dipotong kecil-kecil (karena, kalo nggak dipotong, takut kelolodan.red), kobis juga diiris lembut (takut nyangkut di tenggorokan kalo nggak lembut.red), gorengan tepung (mirip bakwan.red), kupat yang empuk plus bumbu kacang super kental. Nah sederhana kan? Kalo mau, bisa kok bikin sendiri di rumah...Oiya, buat yang mau nyobain silahkan dateng aja ke TAHU KUPAT MAGELANG Warung Ijo Bu Ali, yang ada di Jl Tentara Pelajar No 16 Ngesengan Magelang Telp (0293) 360738 dan ketika kami makan disana, dipasang MENU dan TARIF KHUSUS LEBARAN 2007. Jadi pastikan Anda dan keluarga datang tepat pada tarif yang tepat (murah.red) hehehe


Nah, setelah ber’mak nyus ria, kami pun langsung melenggang keluar dan melanjutkan perjalanan.


Bersambung lagi aja deh ya...